Wisjman O Wisjman

Sumber foto http://sunliktrading.com

Menjelang Ramadhan, perbincangan seputar bahan-bahan kue dan kukis terus mengalir. Belakangan, ramai diperbincangkan mengenai Wisjman yang mulai susah ditemukan di pasar dan harganya merangkan naik. Kenaikan harga butter yang satu ini mungkin tidak akan terlalu berpengaruh kepada para produsen kue kering atau kukis lebaran selama dapat ditemukan di pasar dan tidak diiringi dengan kenaikan harga bahan baku lainnya, seperti telur. Sulit dipungkiri, telur menjadi komoditas yang sangat dicari pada bulan-bulan menjelang lebaran. Sehingga "wajar" jika harganya ikut naik. Sesuai dengan hukum ekonomi -jika hukum tersebut masih relevan untuk diterapkan- peningkatan demand atau permintaan akan memacu naiknya harga barang.

Kembali kepada si Wisjman. Bagi beberapa bakul kue kering lebaran, penggantian jenis butter akan berefek kepada respon pelanggan. Tidak ada pengaruhnya jika si Wisjman ini digantikan dengan butter merk lain atau bahkan menggantinya dengan margarin, kecuali soal rasa. Dan, dalam dunia kuliner, rasa tentu saja menjadi hal utama yang harus diperhatikan di samping bentuk dan kemasan. Terlebih lagi bagi para pelanggan dan konsumen yang sudah terbiasa dengan kukis berbahan dasar si Wisjman ini, mereka tidak dapat menoleransi adanya perubahan. Karena jika berbeda butter yang digunakan, tentu berbeda rasanya. Sama-sama enak, sama-sama renyah, dan sama-sama berkualitas. Namun, lidah tetaplah lidah yang sangat sensitif dengan perubahan rasa. Soal Wisjman dan orang Indonesia dapat dibaca sedikit di sini

Foto diambil dari http://www.bakerymagazine.com

Jika demikian yang terjadi, para pelanggan tidak mau menerima jika penggunaan Wisjman digantikan dengan butter merk lainnya, maka langkah yang harus diambil, mau tidak mau, adalah menaikkan harga jual. Bakul juga bisa mengurangi kuantitas kukis. Kedua opsi tersebut sama-sama akan mendapat protes dari para konsumen. Ya, kita ketar-ketir dengan kenaikan harga, begitu juga dengan mereka, hehehe. Namun menaikkan harga dan menjaga kualitas dan kuantitas adalah langkah yang akan aku ambil jika berada di posisi sebagai bakul kue kering. Nah, opsi yang dapat diambil adalah dengan menjual kukis dengan tingkatan harga sesuai dengan kualitas rasa dan bahan. Katakanlah, ada kukis premium dan ada kukis standar. Beda rasa, beda harga, beda kualitas, tapi kuantitasnya sama. Selanjutnya, terserah kepada konsumen dan pelanggan kita, mau membeli yang mana ^_^. 

Foto dari http://sashykitchendictionary.blogspot.com
Lantas, apa saja butter yang dapat menggantikan fungsi Wisjman? Terutama yang mudah didapatkan di toko bahan kue atau di SPM-SPM. Ada Orchid, Elle & Vire, Anchor Golden Fern, Lurpak, President, dan masih banyak lagi. Selain itu, butter dapat juga digantikan dengan margarin yang tersedia cukup banyak dan mudah diperoleh. Satu hal, harganya lebih ramah di kantong.

Foto diambil dari http://www.bakerymagazine.com
So, mau tetap hunting Wisjman? Monggooo ^_^, karena aku juga salah satu penggemar Wisjman lhoo!! Mau beralih hati ke elle & vire? Terus terang, aku belum pernah membuat kukis menggunakan butter merk ini. Tapi kalau untuk cake, aku hampir selalu meggunakan elle & vire baik salted ataupun unsalted (tentunya untuk cake yang berbahan butter yaa. Jangan memaksakan untuk mengganti margarin dengan butter karena dalam beberapa resep, mengganti margari dengan butter menjadi langkah yang fatal). Oh yaaa, aku juga menggunakan Anchor dan Orchid. Taoi dua merk terakhir, jarang-jarang. Semoga bermanfaat ^_^

Comments

Popular Posts