Apron (Celemek)

Assalamu'alaikum wr wb

Hai all...
Posting kali ini sedikit berbeda dari yang biasa. Cerita tentang Apron Homemade, hehe #adalahpula. Iseng-iseng mengisi waktu ketika tidak ada pesanan. Lagi pula, membuat apron sendiri begini ada tujuannya juga. Tujuan utama adalah me-refresh skill menjahitku yang sudah lama mengendap di alam bawah sadar. Bayangkan, kali terakhir aku bersentuhan dengan peralatan jahit menjahit yang lengkap, kalau tidak salah sekitar 8-9 tahun lalu. Mmm, kira-kira kelas 2-3 MA (swasta, setara SMA).

Skill menjahit itu sendiri aku peroleh secara otodidak. Bukan membuat polanya ya, tapi menggunakan mesin jahitnya. Orangtuaku dulu pernah punya usaha jahit sebelum beralih menjadi pedagang. So, kita tentu punya mesin jahit di rumah. Jadilah segala sesuatu yang sobek, rusak, dibenerin sendiri. Suatu hari saat aku masih duduk di bangku SD, rok-ku sedikit sobek. Saat itu adikku sudah bisa menggunakan mesin jahit sementara aku belum. Minta tolong, dong...

"Jahit aja sendiri", begitu jawabannya sambil memberikan instruksi ini dan itu tentang cara menjahit. Lumayan bikin emosi jawabannya. Tapi dari situ aku akhirnya bisa menjahit. Aku, entah mengapa, selalu tidak mau mengalah dan menyerah setiap kali ada yang menantang untuk melakukan sesuatu. Tentu, selama itu positif dan masuk akal. Dulu itu ya. Sekarang? Lain kali ceritanya ya.

Singkat cerita aku bisa menjahit sendiri. Seluruh anggota keluarga kecuali kakak perempuanku, bisa menggunakan mesin jahit. Sekarang, kakakku malah bergerak di bidang usaha jahit menjahit, hehe. Masa depan tidak ada yang tahu ya...

Pada saat aku duduk di bangku kelas 6 SD, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat di desaku mengadakan kursus menjahit. Tanpa tedeng aling-aling, ibu menyuruhku untuk ikutan. Whoaaa, anak kelas 6 SD ikut belajar menjahit dengan ibu-ibu sekampung. Keren^^. Pada saat kursus aku menemukan bahwa menjahit adalah kegiatan yang menyenangkan. Tentu saja yang diajarkan saat kursus bukanlah cara menggunakan mesin jahit melainkan cara membuat pola. Excited!! Aku bahkan membuat baju pertamaku, baju tidur, pada usia 6 tahun. Sayangnya baju itu tidak pernah aku gunakan karena sampai sekarang aku tidak memasang kancingnya, hahaha. Entah dimana karya pertamaku kini berada. Tapi, ketertarikanku terhadap dunia kuliner datang lebih awal. Ceritanya lain kali ya...

Ketika menduduki bangku MTs, aku bahkan menerima pesanan rok dari teman-teman sekolah. Tidak banyak, tapi cukup untuk tetap membuatku tidak melupakan skill itu. Hal ini berlangsung hingga aku di MA. Selain itu, hal yang sangat aku syukuri, dengan skill menjahit, aku bisa membuat gorden sendiri yang jika diupahkan ke penjahit, harganya lumayan menguras kantong ^0^. Lagi-lagi, itu dulu, ketika aku masih di Payakumbuh, kampung halaman tercinta. Di Jakarta? Aku tidak punya mesin jahit! Adanya oven sama mixer, hahaha. Sedikit saja baju sobek, harus ke penjahit. Harusnya tinggal bawa ke rumah kakakku dong ya, tapi suka lupa kalau sedang berkunjung.

Nah, dengan menguatkan tekad, akhirnya jadi juga apron pertamaku ini. Bahannya murah meriah. Belinya 1 meter saja, hihihihi. Tapi aku tidak bisa menjelaskan cara membuat pola di sini ya karena kali ini aku menggunakan pola apron yang aku punya sebelumnya. Apron simpel yang aku beli di Pasar Palmeriam. Tapi aku akan menceritakan tahapannya saja ya.

Pertama, buat pola di atas kertas karton atau kertas khusus untuk apron. Aku menggunakan kertas karton karena mudah didapat dan murah.

Kedua, sematkan pola di atas kain yang sudah dilipat sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan apron yang utuh, karena polanya hanya setengah badan saja.

Ketiga, gunting kain mengikuti pola.

Keempat, buat tali untuk leher dan pinggang menggunakan kain yang berbeda, jika tersedia, serta tambahkan sedikit aksesori seperti kantong dsb.

Kelima, jahit dan ta daaa... Jadilah apron yang simpel, hehe. Lain kali aku akan mencoba membuat apron yang sedikit berbeda dan gaya.

So, stay tuned, ya ^^
Salam...

Comments

Popular Posts