Nastar Klasik

Kue nastar ini saya buat sebagai tester. Saya sudah cerita tentang kronologi si tester ini kan sebelumnya yaa.. Bisa dilihat di sini juga. Resep yang saya gunakan masih sama dengan resep yang saya pakai setahun yang lalu, yaitu resep dari Ibu Fatmah Bahalwan, NCC yang dapat juga dilihat di postingan saya setahun yang lalu, di sini.

Awalnya saya lumayan enggan untuk membuat nastar sebagai salah satu produk yang akan saya jual di Ramadhan ini. Alasannya, bikinnya lama cyyinnn. Mbulet-mbuletin-nya itu lohh. Belajar dari pengalaman tahun lalu, dimana untuk membulatkan si nastar ini saya menggunakan tangan langsung tanpa perantara dan ukurannya saya kira-kira saja, jadilah nastarnya ada yang besar dan ada yang kecil. Untunglah tahun kemaren saya membuat kue kering hanya untuk konsumsi pribadi dan keluarga saja.



Kali ini saya menggunakan sarung tangan plastik yang khusus digunakan untuk proses masak memasak. Kiri kanan saya pakai. Ternyata, lebih mudah begini, karena adonan kuenya tidak terkontaminasi secara langsung oleh hawa panas tangan kita sehingga lebih gampang dibentuk.

Agar ukurannya sama, saya menimbang adonan per 10 gram. Ribet? Simpel aja, cubit adonan, letakkan di atas timbangan digital, dan kalau sudah pas 10 gram, pipihkan di telapak tangan, isi selai, dan bulatkan. Nah, pas nyubit adonan sebelum di timbang, harus pakai feeling, sehingga nantinya adonan yang dicubit itu beratnya pas 10 gram. Proses menimbang akhirnya nanti hanya sebagai alat bantu untuk meyakinkan saja. Gimana caranya biar bisa mengira-ngira? Praktik, praktik, dan lagi, praktik. Kebiasaan membentuk perilaku lohh ^O^.



Untuk polesannya kali ini saya menggunakan kuning telur dan susu kental manis. Mengkilap bukan? Cantik lohhh. Usahakan untuk memoles kuning telurnya ini secara menyeluruh ya, sehingga nastarnya tertutup sempurna dan indah dilihat.
*Susu kental manis dapat digantikan dengan susu cair (resep aslinya) atau menggunakan cookies glaze.
**Semoga bermanfaat ^o^

Comments

Popular Posts