Fondant Cupcake Themed Set of 6; Pengantin Minang


Assalamu'alaikum^^
#justpictures

Cupcake set isi 6 menjadi andalan dan primadona nih di dapur Uni Cake. Selain lucu dan ngegemesin, harga yang lebih bersahabat tentunya menjadi alasan kuat kenapa cupcake ini banyak diminati. Jika mau dikadoin pun, ngga malu-maluin lah ya.


Karakter yang diminta kali ini tidak terlalu spesifik. Karakter apapun yang terkait dengan Pengantin Minangkabau! Berhubung yang memesan mintanya cupcake 2D saja, maka aku harus memendam keinginan untuk membuat pasangan pengantin minang, anak daro-marapulai, dalam versi 3D-nya. Hayooo, siapa yang mau pesan versi 3D? Hehe, lumayan menantang loh!


Selain tema, pemesan yang juga teman sekantor minta ada angka 23. Yuppz, kamu benar! Angka 23 menunjukkan umur yang berulang tahun. Btw, ini warna merahnya cantik ya. Aku pakai warna red christmas punya Wilton. Awalnya cuma dapet warna merah lembut banget, lebih cocok disebut pink tua. Saya tambahkan sedikit lagi pewarna dan dapatlah warna yang cantik ini. Selama ini, jika ada pesanan menggunakan fondant warna merah dan hitam, aku selalu beli fondant yang sudah berwarna, padahal harganya 2 kali lipat, bahkan lebih. Sementara harga jualnya tidak aku bedakan, terutama cupcake, haha, rugi di bandar deh. Selanjutnya aku mau coba sendiri deh membuat warna merah dan hitam. Lumayan untuk mengurangi ongkos produksi.


So, aku mendapat ide untuk membuat baju adat yang biasa dikenakan oleh anak daro (penganti perempuan) dan marapulai (pengantin laki-laki) saat resepsi. Kenapa pilihanku jatuh pada warna hitam? Tidak ada alasan spesial. Aku kehabisan fondant warna merah dan warna hitam yang dipadu dengan kuning emas tidak jarang menjadi pilihan kostum pengantin saat walimah.


Aku juga membuat karakter anak daro dan marapulai dalam bentuk kepala saja. Marapulai mengenakan topi (aku lupa namanya, haha. Jadi Minang Coret juga nih, kelamaan di rantau! Topinya memiliki kalau tidak salah 7 lipatan yang punya filosofi tentang kehidupan. Aku pun lupa!) sedangkan anak daro tidak mengenakan suntiang melainkan aku pakaikan Tikuluak Tanduak.


Kembali ke warna. Warna khas daerah Minangkabau yang aku tahu adalah merah, kuning (kuning emas), dan hitam. Warna-warna ini tidak saja muncul dalam lambang-lambang daerah, tapi juga dalam bentuk marawa, sejenis bendera, dan diaplikasikan dalam warna pakaian adat. Zaman dahulu warna pakaian adat dominan merah dan hitam yang berhias warna kuning keemasan. Bentuknya pun juga sama, yaitu baju kuruang. Seiring perkembangan zaman, warna dan bentuk pakaian adat yang dikenakan saat resepsi mulai mengalami perubahan dan pergeseran. Entah apa yang salah dengan mataku, tapi aku merasa ada ruh yang hilang jika melihat pakaian adat Minang yang dibuat sebentuk kebaya pas badan dan terbuka bagian dadanya. Abaikan yang ini jika tidak berkenan, ya^^.


Lalu kenapa ada warna biru? Hahaha, berhubung orangnya ngga mesen warna khusus, aku pakai saja warna biru, my favorite color, hihi.

Eniwei, aku masih ingin ditantang nih buat berkreasi seputar pakaian tradisional suku-suku bangsa di Indonesia. Dunia juga boleh loh, hehe... Mmm, siapa yang mau memesan kue bertema hanbok? Yuukkk, dimari!


Salam^^

Comments

Popular Posts