Dua Tahun Kebersamaan

Kalau anak gunung (baca: daratan rendah) dibawa ke pantai, begini deh jadinya nih. Kegirangan, loncat-loncat menghindari ombak (ombaknya kecil, bahkan ini hanya bisa dikatakan riak saja. Maklum, pantai utara); ngerjar ombak ke arah laut kalau surut dan berlarian ke tepian kalau ombaknya pasang lagi, hohoho, dunia milik (sendiri) bersama deh^^. Foto ini diambil ketika aku berkunjung ke rumah mertua di Lamongan November tahun lalu. Pagi-pagi, lautnya biru, dan banyak sekali burung hinggap di pantainya, yaa, datang dan pergi. Berada di laut ataupun di gunung, atau di padang luas, selalu mengingatkanku akan kuasa sang Pencipta dan betapa naifnya diri anak Hawa ini.

Adakah yang ingin sekali berlayar mengitari lautan samudera? Aku ingin. Semoga suatu saat terkabul, aamiin. Ya, kalaupun nggak bisa ke karibia, minimal keliling Indonesia, tanpa melewatkan Raja Ampat tentunya, lah ya^^. Yang mau nyumbang *ngarep, boleh, hihihi. So, mengapa aku menyukai laut? Bagiku lautan itu teduh (baca: meneduhkan hati) sama seperti langit nan biru dan langit malam nan penuh bintang. Ada banyak kenangan yang tiba-tiba menyeruak ketika kau berdiri di tepi pantai memandang lepas ke batas cakrawala. Cerita tentang nostalgia dan kelucuan masa kecil, kebodohan dan kegilaan masa remaja, bermanja dengan orang tua, persahabatan dan perkelahian bersama saudara. Setelahnya aku akan dapatkan kedamaian yang tak bisa dijelaskan.

Upss, jadi romantis-melankolis gini ya, hehehe. Eniweyy, jika anak laut yang dibawa ke laut (lagi), ya hasilnya kayak foto di bawa ini. Gak ada antusias-antusiasnya! Oh ya, itu matahari pagi lo ya (baca: sunrise), bukan sunset.

Oh ya, yuks bercerita tentang tema. Tulisan ini aku buat agar suatu saat anak-anak kami dapat mambaca dan merasakan apa yang orang tua mereka rasakan, dulu. Menikah tanggal 21 Januari 2012, artinya kami telah melalui 2 tahun kebersamaan. Dalam 2 tahun itu kami telah 3 kali berpindah kontrakan. Maklumlah kontraktor, maunya nyari tempat yang aman, nyaman, dan murah (tapi gak dapat murah tuh). Dalam 2 tahun itu juga banyak hal yang kami lalui, suka dan duka, tangis dan tawa, bertengkar dan berbaikan. Masih panjang jalan yang akan kami lewati, InsyaAllah. Do'a dan harapan terbesar tentunya rahmat dan ridho Allah atas jalan yang telah, sedang, dan akan kami lalui bersama. Kebersamaan yang menjadi amal dan ibadah.

Dalam 2 tahun itu, aku telah diwisuda untuk program Master dan suamiku sedang menulis tesisnya, do'akan semoga bisa wisuda dalam waktu dekat, aamiin. Dalam 2 tahun itu juga aku menemukan (baca: memulai) kembali kebiasaan dan hobi masak memasakku. Dalam 2 tahun ini kami memang belum diberkahi dengan kehadiran seorang permata hati, namun kami tetap menanti. Ya, sebenarnya 1 setengah tahun kami menunda untuk memiliki momongan dengan berbagai pertimbangan. Kalau dihitung-hitung, sebenarnya baru 5-6 bulan ini aku kosong.

Sedikit cerita tentang anniversary. Pada dasarnya kami berdua bukanlah tipikal orang yang riweh dengan perhelatan dan peringatan ulang tahun dan segala hal. Make it simple, itulah prinsip kami. Kalau sempat bikin kue, alhamdulillah, kalau engga, ya tidak ada masalah. Jika ingin merayakannya dengan makan di luar, kalau ada uang, ayoo. Kalau engga, habiskan hari seperti biasa saja. Yang paling penting adalah instropeksi diri masing-masing, menilai lebih dan kurang, merencanakan (dan merubah) rencana masa depan. Ingin tahu kue anniversaryku seperti apa?

Kue anniversary yang pertama cukup simpel, yaitu Unbaked Cheese Spongecake. Merupakan perpaduan antara lapisan spongecake dan no baked cheese cake. Ingin tahu resepnya? Ng-link ke sini, ya.

Ulang tahun pernikahan yang kedua berlangsung belum lama. Filenya dapat dilihat di sini. Tiramisu!!

Eniweyy, semoga Allah menyertai langkah kami dalam membangun surga kecil mahligai keluarga Islami. Do'a di tahun kedua, semoga Allah segera mengamanahkan seorang 'malaikat' kecil untuk meramaikan rumah kecil kami. Mohon do'anya semua^^.

Comments

Popular Posts