Kolak Pisang Mutiara

Assalamu'alaikum^^
Weekend kemaren aku bikin kolak pisang nih. Saking bingungnya mau beli apa saja di pasar, aku sampai kelupaan membeli ubi sebagai teman si pisang tanduk. Ya udah, awalnya mau bikin kolak pisang 'solo' aja. Lagi juga aku biasanya kalau mbikin kolak pisang, si pisangnya ini akan habis duluan karena yang aku makan hanya pisangnya saja ^o^. Tapi pas buka lemari, aku melihat ada butiran bubur mutiara yang siap dan setia menanti untuk dimasak. Tanpa pikir panjang apakah cocok atau engga, rasanya bakal tabrak lari apa tabrakan doang, eksekusii...

 
Strait tu de resipi (baca straight to the recipe) aja ya^^
Kolak Pisang Mutiara
by Uni Cakes

Bahan:
2 buah pisang tanduk, potong serong setebal 1/2 cm
50 gram butiran bubur mutiara
700 ml santan kelapa
200 gram gula palem (dapat ditambah dan dikurangi sesuai selera), sisir
500 ml air
2 lb daun pandan
Sejumput garam

How To:
1. Rebus butiran bubur mutiara hingga matang dan kenyal, tiriskan, sisihkan;
2. Rebus pisang dan daun pandan dengan 500 ml air hingga empuk, masukkan gula palem, masak hingga gula larut sambil sekali-kali diaduk;
3. Tuang santan, aduk rata, masak hingga mendidih sambil sekali-kali diaduk;
4. Matikan api, masukkan butiran mutiara, aduk rata, biarkan dingin;
5. Sajikan dengan polos dalam keadaan dingin atau dengan ketan.


Ketika kolak matang dan menunggu untuk disantap, kakak iparku datang. Dia membawa kotak/mangkok tupperware berisi bubur kacang ijo. Hoalaahhh, jadi dobel ini dessertnya, hehe. Kolak pisang yang aku bikin saja sudah banyak untuk kami berdua, apalagi ditambah dengan bubur kacang ijonya. Jadi, aku salin buburnya dan aku isi dengan kolak pisang buatanku. Supaya saling mencicipi saja.

Perbedaan yang paling nampak antara masakan aku dan kakakku adalah pada penggunaan garam dan gula. Aku adalah penggemar masakan manis seperti cake, kolak, dan semacamnya. Walau begitu aku tidak suka jika rasa makanan itu terlalu manis sehingga setiap makanan yang aku bikin selalu aku usahakan agar tidak terlalu manis. Artinya, rasa gula pada makanan tidak terlalu dominan. Beda halnya dengan kakakku yang sangat royal menggunakan gula.


Begitu juga halnya dengan penggunaan garam. Seringkali kakakku mengomentari masakanku kurang garam, sementara aku mengomentari masakannya keasinan, hahaha. Beda lidah dehh... Dan aku sama sekali tidak bisa menoleransi kelebihan garam di makananku. Bukan apa, apa. Hanya lidahku tidak bisa terima makanan yang keasinan, menurutku.


Oh ya, pada posting berikutnya aku akan berbagi resep bubur kacang hijau dengan santan dan tanpa santan. Aku lebih sering membuat yang tanpa santan karena lebih simpel dan lebih sehat tentunya. Gula yang aku gunakan biasanya adalah gula palem seperti untuk membuat kolak lainnya. Sebagai informasi, di kampungku, gula palem disebut dengan gula jawa. Di Jakarta (padahal bagian dari pulau Jawa), susah sekali menemukan gula ini di pasar tradisional. Yang ada biasanya gula merah yang katanya terbuat dari kelapa atau gula tebu. Alhamdulillah akhirnya aku menemukan gula palem ini di jajaran produknya AlfaMidi. Kemasan 400 gram, harganya lumayan... mahallll, dibandingkan gula lain tentunya dan dibandingkan harganya di Payakumbuh, xoxoxo...


Comments

Popular Posts